LELAKI KURUS PERKASA ITU MBAHKU



Dengan riang dan muka polos Ethes digendong serta bersandar di bahu seorang lelaki kurus yang langkahnya melenting-lenting.

Ethes yang lucu dan tampan ini sering bepergian dan bermain dengan lelaki ini. Kemana saja, yang penting Ethes senang.

Ethes tak pernah menyangka bahwa bahu yang digelendotinya itu adalah bahu seorang lelaki yang seringkali terluka.

Tombak, pedang dan panah menyayat-nyayat tubuhnya : kebencian, keserakahan, dendam, fitnah, hinaan dari para lawannya.

Ethes tak paham, dan dia tetap tertawa riang di tengah pedih luka dan air mata lelaki yang mengendongnya itu.

Ethes hanya merasa, lelaki ini sangat perkasa. Lelaki ini melindunginya, menyayangnya, menjaganya, dan memberikan yang terbaik untuknya.

Ethes belum tahu, apa yang dirasakannya itu juga dirasakan oleh ratusan juta rakyat di republik besar bernama Indonesia ini.

Ethes juga jauh dari mengerti, bahwa lelaki yang menggendongnya ini telah mewakafkan hidupnya untuk rakyat dan bangsanya.

Kelak, mungkin dua puluh tahun lagi - Ethes akan paham - ternyata ratusan juta orang juga pernah menyandarkan hidupnya di bahu lelaki kurus ini.

Dan saat itu Ethes akan berbisik lirih, penuh bangga dan haru : " Dia, lelaki kurus perkasa itu mbahku..."

-HT-

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Gus Baha' memohon ijazah kitab

DAFTAR MAKAM SESEPUH / ULAMA DI KECAMATAN SIDOARJO KOTA, KABUPATEN SIDOARJO

Kyai Ngali Muntoha Nglames Madiun