KUMPULAN IJAZAH WIRID, DOA, AMALAN, LAKU

1. Syekh Mahfudz Termas

Ijazah untuk memudahkan mempelajari ilmu, dari Syekh Mahfudz At-Turmusi (Termas) yang diijazahkan kpd KH. Hasyim Asy’ari dan sampai kpd KH. Manshur Lasem:
أللهم سخر لنا الكتب كلها
Allahumma sakhir lanalkutub kullaha
“Ya Allah tundukkan untukku semua kitab”

Ajazahu syekh Ade Mahfudhin

Selamat Hari Santri Nasional
22 Oktober 2019

#harisantri2019

2. Kyai Hamid Hasbullah

KIAI ABD HAMID HASBULLOH DAN KEISTIMEWAAN POHON SAWO

Ketika bertemu Kiai Mukhtarullah Al Mujtaba, Mursyid Thoriqah Shiddiqiyah Ploso Jombang, murid langsung Kiai Hamid Hasbullah (adik Kiai Abdul Wahab Hasbullah), ada cerita menarik tentang Pohon Sawo di Tambakberas. Menarik bukan karena Kiai Mukhtar sempat bertanya apakah pohon sawo masih ada di Tambakberas? Menarik juga bukan karena pohon ini sekarang ada di depan rumah Nyai Hasbiyah Hamid (salah satu dzurriyah Tambakberas) di Singosari dan juga bukan karena oleh PBNU pohon ini kini digunakan sebagai simbolisasi _harakah_ dari Pendidikan Kader Penggerak NU (PKPNU) untuk ditanam di depan rumah alumninya, tetapi Kiai Mukhtar menceritakan bahwa suatu ketika di Bulan Ramadan di era penjajahan Jepang, beliau dan temannya yang bernama Musnaeni dari Solo _ditimbali_ Kiai Hamid Hasbullah untuk didawuhi berkait 'ijazah" amalan dengan menggunakan medium kayu sawo. Di masa itu di Tambakberas ada pohon sawo yang pernah dipakai Mbah Hamid untuk membantu proses belajar santri yang ingin  lancar dan cepat "nangkap" ilmu yang dipelajarinya. Mbah Hamid Hasbullah membuat kepingan kayu sawo ukuran sekitar 12x12 cm dan ditunjukkan ke Kiai Mukhtar dan Musnaeni untuk dijelaskan kegunaannya. Mbah Hamid _ngendikan_, 'jika kelak kamu (Kiai Mukhtar dan Musnaeni) punya pesantren atau membina santri, maka amalan dengan menggunakan medium kayu pohon sawo itu memiliki kegunaan. Apa kegunaannya? Kepingan kayu sawo sebagaimana yang diterangkan di atas digunakan sebagai medium menulis ayat _Iqra bismirabbika_ hingga _maa lam ya'lam_ dengan menggunakan paku dan serbuk yang dihasilkan dari goresan paku dan kayu sawo ini untuk diminumkan kepada santrinya dengan didahului bacaan Surat Fatihah (ditujukan untuk Rasulullah) dan diteruskan membaca lima ayat surat Al 'Alaq ini sebanyak 40 kali. Penting juga dicatat, penulisan kayu sawo dengan ayat di atas dilakukan di sepertiga akhir malam/ menjelang fajar. Jika tidak digunakan, kepingan kayu sawo ini disimpan di dalam kain sutra warna hijau dan disimpan tidak bercampur pakaian.
Kiai Mukhtar pernah membuktikan keistimewaan ijazah Mbak Hamid ini. Suatu ketika beliau dititipi keponakan oleh adiknya yang dikenal 'sulit" belajar Al Qur'an. Kiai Mukhtar kemudian mempraktekkan goresan kayu sawo sebagaimana yang diterangkan Mbah Hamid dan diminumkan kepada keponakannya tersebut hingga menjadi cepat dan lancar baca Qur'annya. Sayangnya, kepingan kayu sawo milik Kiai Mukhtar ini sudah dibawa temannya ke Pakistan.
--------

Dalam penjelasan di kegiatan PKPNU, Pohon Sawo dianggap sebagai simbol pergerakan membangkitkan kembali memori kolektif masyarakat Islam di pulau Jawa akan perjuangan Pangeran Diponegoro. Nama "sawo" diyakini merupakan naturalisasi dari kata "sawwu" sebagai perintah untuk taat meluruskan _shaf_ ketika hendak shalat: _sawwu shufufakum_ (luruskan shafmu)’. Sehingga diharapkan semangat juang dan militansi kader PKPNU akan semakin kuat dan memiliki sumbangan  positif dalam menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Ditulis oleh :
Imron Rosyadi Hamid
Rois Syuriyah PCINU Tiongkok

_Wallahu a'lam bisshawab_

3. KH HUSEIN ILYAS MJK

https://youtu.be/wpOFeZjVW7U

Menit ke 10:00

-وضوء
-جلوس
الي حضرة النبي المصطفي محمد صلى الله عليه و سلم
الي حضرة سلطان الأولياء الشيخ عبد القادر الجيلاني رضي الله عنه
 الي حضرة الشيخ مولانا غابة رضي الله عنه
الي حضرة سيد محمد الباقر رضي الله عنه
الي حضرة والدي وارحمهما كما ربياني صغيرا
الي حضرة من اجازاني ، كياهي حسين الياس موجوكرطا
الي حضرة من فتح هذه الفرية
(Sing mbabat deso)



 بسم الله الرحمن الرحيم
سبحان من احتجب بجبروته عن خلقه  ولا عين تراه لا ندٌ ولا ضدٌ سواه  × ٩١
Sak lungguhan

4. Mbah Kyai Ma'ruf Sewulan

5. Dari ba'dhussholihin, mereka mengatakan : Barang siapa ingin anaknya fasih,menyintai ilmu, kuat daya ingatnya dan hafalannya, lakukanlah ini :

 Letakkan telapak tanganmu yg kanan diatas kepala anakamu bacakan :

1.surat alfatihah 1 x 

2. Ya fattah (  يافتاح) - ya  'alaim ( ياعليم) - ya chafidh ( يا حفيظ)  = 7 x 

3. Menyebut nama Allah Arrosyid ( الرشيد ) = 40 x 

4. Baca surat Al qodar = 20 x 

5.tiupkan pada anak tsb. 

Lakukan secara terus menerus entah tiap hari atau tiap minggu atau setiap awal bulan arab, insyaallah nanti akan menemukan hasil yg mengagumkan.

6. Salah satu bacaan yang selalu disampaikan almarhum KHR. As'ad Syamsul Arifin ialah sholawat khidriyah 

صلى الله على محمد ١٠٠ مرة 

Setiap selesai sholat 5 waktu dibaca persis selesai salam sebelum posisi kaki berubah...

Menurut beberapa Kiai yg menerima langsung dari beliau diceritakan bahwa beliau Kiai AS'AD SYAMSUL ARIFIN menerima dari Sunan Ampel Maulana Rahmatullah di suatu malam sekitar jam 11 ke atas, dawuh Sunan Ampel sholawat ini disebut sholawat khidriyah karena sholawat ini sering dibaca NABI KHIDIR. Oleh karena itu kalo mengamalkan sholawat ini harus selalu kirim Fatihah tawassul kepada :

1. Rasulullah SAW.

2. Nabiyaallah Khidir Balyan bin Malkan As.

3. Maulana Rahmatullah Sunan Ampel. 

4. KHR. As'ad Syamsul Arifin 

( KH. Husni Amir Pemekasan ).

Begitu selesai membaca hati kita langsung bilang " YA RASULALLAH HAMBA DALAM KEADAAN ............ ( KH. Yazid Karimullah ).

Faidahnya 

1. Mudah sampai ke Mekkah Madinah.

2. " Derres" rizekinya.

3. Rasulullah akan hadir di saat sakarotul maut.

( Kh. Zainullah Johar ).

واجزم نيتك لطلب رضاالله 

Kokohkan niatmu untuk mencari ridho Allah SWT.

Mari kita jadikan Thariqat untuk nyambung rohani kita dengan Rasulullah SAW dengan wasilah KHR. AS'AD SYAMSUL ARIFIN.

Bisirril Faatihah

Sumbar : Pecinta Kh. Ahmad Zaim Al Ibrohimy

7. Jumat terakhir di bulan Rajab

Alhamdulillah... pagi2 mendapat ilmu ANTI MELARAT dari Habibana Qureisy Baharun;

—————————

Fatwa Habib Salim bin Abdullah as-Syathiri ihwal amalan kaya di jumat terkhir bulan Rajab.

(فائدة مهمة) قد جاء فى كنز النجاح والسرور ان من قرأ فى آخر جمعة من رجب والخطيب على المنبر أحمد رسول الله محمد رسول الله خمسا وثلاثين مرة لا تنقطع الدرهم من يده تلك السنة.السؤال كيف يقرأ والخطيب على المنبر وهو فى نفس الوقت مأمور بالانصات الجواب أنه ليس من شروط القراءة التلفظ بل استحضارها بالقلب يكفي او يقرأ حال الجلوس على المنبر قبل الخطبة او يقرأ حال الدعاء او الترضي من الصحابة لان المراد بالانصات حال الخطبة هو الانصات حال استماع اركان الخطبة لاغير.اه‍

والله اعلم بالصواب واليه المرجع والمآب

Dalam kitab Kanzun Najah Was Surur disebutkan bahwa barangsiapa membaca “Ahmad Rasulullah, Muhammad Rasulullah” sebanyak 35 kali di jumat terakhir bulan Rajab pada saat khatib di atas mimbar, maka dirham tidak akan terputus di tangannya pada tahun itu.

Bagaimana kita membacanya? Sedangkan khotib di atas mimbar , dan di waktu itu kita di perintahkan untuk diam mendengar khutbah ?

Jawab : tidak disyaratkan untuk membacanya dengan mulut akan tetapi di dalam hati saja sudah cukup, atau di baca ketika khotib duduk di mimbar sebelum khutbah, atau ketika do’a untk para sohabat, karena yang di maksud untuk diam di dalam khutbah (الإنصات ) adalah diam mendengarkan rukun khutbah, bukan yang lainnya.

Zikir ini juga disarankan al-Imam Habib Ali bin Muhammad al-Habsyi.

Beliau memberikan ijazah kepada para murid dan pecintanya untuk membaca,

اَحْمَدُ رَسُولُ اللهِ مُحَمَّدٌ رَّسُولُ اللهِ

Artinya, “Ahmad adalah Rasulullah, Muhammad adalah Rasulullah.” Sebanyak 35 kali di hari jumat terakhir bulan Rajab, ketika khatib sedang berkhutbah.

Beliau berkata, “Barangsiapa membaca kalimat di atas pada jumat terakhir bulan Rajab, ketika khatib sedang berkhutbah, maka selama setahun tangannya tidak akan pernah kosong dari uang.”

Untuk kaum wanita membacanya di waktu sekiranya khatib sudah naik ke mimbar khutbah Jumat.

Amalan berikutnya dari Mbah Maimun Zubair, yaitu membaca Istighfar 700/70/7 kali sebelum sholat Jum’at. lafalnya berikut :

أَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ الَّذِي لاَ اِلهَ إِلاَّ هُوَ الْـحَيُّ الْقَيُّوْمُ وَأَتُوْبُ إِلَيْهِ تَوْبَةً عَبْدِ ظَالِمٍ لاَ يـَمْلِكُ لِنَفْسِهِ ضَرًّا وَلاَ نَفْعًا وَلاَ مَوْتًا وَلاَ حَيَاةً وَلاَ نُشُوْرًا

(Astaghfirullahal’adhim alladzi lâ ilâha illâ huwal hayyul Qoyyum wa atuubu ilaiih taubata ‘abdin dzolimin la yamliku linafsihi dhorron walâ naf’an walâ mautan wa la hayâtan wa lâ nusyuuro)

Artinya : “Aku memohon ampun kepada Allah Yang Maha Agung Yang tiada Tuhan selain Dia Yang Maha Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya) dan saya taubat pada-Nya dengan taubat seorang hamba yang dzalim yang tak bisa berbuat apa-apa dalam menghadapi kematian, kehidupan, dan kebangkitan”.

Barang siapa yang membacanya 700/70/7 kali sebelum khotib naik mimbar pada Jum’at terakhir bulan Rajab, maka akan dimudahkan rizqinya sepanjang tahun.