Postingan

Menampilkan postingan dari 2018

Guru kok demo?

Gambar
By: Abu Gosok Al-Pawoniy Kita coba membahas guru-guru yang suka dema demo. Bukan menunjuk person di antara mereka yang demo itu. Hanya mengamati fenomena yang terjadi. Mengapa kok perlu diamati bahkan disikapi? Ya karena miris. Ada peribahasa : Guru kencing berdiri, murid kencing berlari. Guru, yang seharusnya menanamkan etika berbangsa dan bernegara pada anak didiknya, kok tak segan2 malah bikin gaduh dan meniru cara-cara preman. Apa gak malu tuh diliat para anak didiknya? Sebetulnya jika memang ada suatu tuntutan, cukup lewat perwakilan2 yg ada. Kan sudah ada prosedurnya?. Harap ingat, profesi mereka itu  Guru lho: _Digugu lan ditiru_. Mrk mengajar itu demi uang, atau demi menyebarkan ilmu? Punya ilmu kok diperjual belikan. Bahasa kasarnya : dilacurkan. Apa ini mmng sdh zamannya? Dawuh kyai saya, memang, salah satu tanda dari zaman akhir yakni orang menuntut ilmu itu ( sekolah, kuliah , mondok dll) itu bkn untuk mencari ilmu itu sendiri, tapi demi mengejar hal2 yg bersifat

Masalah Natal dan Tahun Baru Masehi

Kita umat Islam, juga umat2 agama yg lain, di negeri ini, tentu hafal Sila 1 Pancasila. *Ketuhanan yg Maha Esa*. ini satu contoh saja. masyarakat non muslim di negara kita , krn sdh jadi rakyat Indonesia, mau gk mau, hrs sepakat thd konsensus brsama itu.  Tp sila itu tdk kmudian  memsksa mengubah keykinan  mereka, misal umat nasrani, ttg trinitas. Tp  merekapun juga hafal 5 sila Pancasila, trmasuk sila pertama td. Sebagaimana kita ucapin natal, selamat tahun baru dll, itu hny budaya keindonesiaan, sy kira tdk sampai ke masalah aqidah. Sbgm tgl 25 Desember, ditetapkan negara sbg hari Natal, ya sdh, itu budaya. Konsesensus awal2 negara ini  didirikan. Tdl usah kita umat islam di negeri ini ikut2an mmprmasalahkan ttg Natal yg 25 Desember itu. Walau kita misalnya tau sejarah yg sbnrnya tentang tgl itu. Jgn pula kita mengganti kalender yg  kita miliki. Contoh lagi, ttg  hari wafat yesus kristus, diganti hari wafat isa al masih, malah kliru. atau Wafat syibhu isa, juga ngapain. atau N

Galau di zaman Now

Gambar
```Yang bikin saya resah, adalah munculnya fenomena di zaman now, masyarakat muslim mulai melupakan substansi Islam, dan  cenderung lebih fokus pada simbol2 Islam belaka.  Walau simbol itu juga penting, tp jk mereka dihadapkan pada 2 opsi (dg situasi kondisi harus memilih salah satu), mengapa masih memilih yang berupa simbol2 belaka?``` Mengapa juga, masih ego dg memilih hal2 yg bersifat _"Jalbul Mashalih_", lalu mengabaikan hal2 yg  bersifat _"Dar-ul Mafasid?"_ ( lebih memprioritaskan mmperoleh pahala misalnya, dan mengabaikan kerusakan atau tidak stabilnya lingkungan, pdhl kita merupakan _kholifah fil ardhi_, punya misi _Rahmatan lil Alamin & Memayu Hayuning Bawono_) *Melakukan perintah agama di suatu sisi, dan merobohkan ajaran agama pd sisi yg lain* Contoh1:  Menghancurkan tempat2 *maksiyat* dengan *kekerasan* dan *kebrutalan* dan melanggar hukum yg ada (hukum di sini adalah konsensus bersama berbagai umat dalam suatu negeri, dengan s

Gus Dur, Sang Pahlawan Sejati (Sebuah kisah nyata, sebagai renungan jelang Pilpres)

Gambar
Di akhir tahun 1998 Gus Dur rawuh (datang) ke Wonosobo, sebuah Kabupaten di Jawa Tengah. Saat itu sedang euforia (ramai-ramainya) era reformasi, beberapa bulan setelah Pak Harto jatuh. Dan ini terjadi beberapa bulan sebelum Gus Dur menjadi orang nomer satu di negeri ini. Beliau masih menjabat sebagai Ketua Umum PBNU. Bertempat di Gedung PCNU Wonosobo, Gus Dur mengadakan pertemuan dengan pengurus NU dari Wonosobo, Banjarnegara, Pubalingga, Kebumen, Temanggung dan Magelang. Tentu saja semua kiai ingin tahu pendapat Gus Dur tentang situasi politik terbaru. Penulis hadir di situ walaupun bukan kiai, dan duduk persis di depan Gus Dur. Penulis lah yang menuntun Gus Dur menaiki Lantai 2 PCNU Wonosobo. “Pripun Gus situasi politik terbaru?” tanya seorang kiai. “Orde Baru tumbang, tapi Negeri ini sakit keras.” kata Gus Dur. “Kok bisa Gus?”  “Ya bisa, wong yang menumbangkan Orde Baru pakainya emosi dan ambisi tanpa perencanaan yang jelas. Setelah tumbang mereka bingung