Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2018

Gus Dur, Sang Pahlawan Sejati (Sebuah kisah nyata, sebagai renungan jelang Pilpres)

Gambar
Di akhir tahun 1998 Gus Dur rawuh (datang) ke Wonosobo, sebuah Kabupaten di Jawa Tengah. Saat itu sedang euforia (ramai-ramainya) era reformasi, beberapa bulan setelah Pak Harto jatuh. Dan ini terjadi beberapa bulan sebelum Gus Dur menjadi orang nomer satu di negeri ini. Beliau masih menjabat sebagai Ketua Umum PBNU. Bertempat di Gedung PCNU Wonosobo, Gus Dur mengadakan pertemuan dengan pengurus NU dari Wonosobo, Banjarnegara, Pubalingga, Kebumen, Temanggung dan Magelang. Tentu saja semua kiai ingin tahu pendapat Gus Dur tentang situasi politik terbaru. Penulis hadir di situ walaupun bukan kiai, dan duduk persis di depan Gus Dur. Penulis lah yang menuntun Gus Dur menaiki Lantai 2 PCNU Wonosobo. “Pripun Gus situasi politik terbaru?” tanya seorang kiai. “Orde Baru tumbang, tapi Negeri ini sakit keras.” kata Gus Dur. “Kok bisa Gus?”  “Ya bisa, wong yang menumbangkan Orde Baru pakainya emosi dan ambisi tanpa perencanaan yang jelas. Setelah tumbang mereka bingung